Thursday, 27 September 2018

Keutamaan Sholat Berjama’ah di Masjid






Shalat berjamaah merupakan syi'ar Islam yang sangat agung, menyerupai shafnya malaikat ketika mereka beribadah, dan ibarat pasukan dalam suatu peperangan, ia merupakan sebab terjalinnya saling mencintai sesama muslim, saling mengenal, saling mengasihi, saling menyayangi, menampakkan kekuatan, dan kesatuan.

Allah menysyari'atkan bagi umat Islam berkumpul pada waktu-waktu tertentu, di antaranya ada yang setiap satu hari satu malam seperti shalat lima waktu, ada yang satu kali dalam seminggu, seperti shalat Jum'at, ada yang satu tahun dua kali seperti dua hari raya, dan ada yang satu kali dalam setahun bagi umat islam keseluruhan seperti wukuf di arafah, ada pula yang dilakukan pada kondisi tertentu seperti shalat istisqa' dan shalat kusuf.

Sholat berjama’ah di Masjid memiliki beberapa keutamaan dibandingkan dengan sholat sendirian di rumah atau di pasar. Berikut keutamaan sholat berjama’ah di Masjid:

1. Sholat berjama’ah di Masjid lebih utama 25 derajat (pada riwayat lainnya disebutkan lebih utama 27 derajat) daripada sholat sendirian di pasar atau di rumahnya.
2.  Jika seseorang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke Masjid dengan tujuan untuk sholat berjama’ah, maka tiap kali ia melangkahkan kakinya akan dinaikkan derajatnya dan diampuni dosanya, sampai ia masuk Masjid.
3. Ketika ia masuk masjid selama menunggu sholat maka mengalirlah pahala kepadanya sebagaimana pahala orang yang sedang sholat.
4. Selama ia masih berada di tempat sholatnya dan tidak berhadas, malaikat senantiasa mendoakannya “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya”.



Keutamaan tersebut telah diriwayatkan dalam hadits berikut:



“Shalat seseorang dengan berjama’ah lebih banyak pahalanya daripada shalat sendirian di pasar atau di rumahnya, yaitu selisih 20 sekian derajat. Sebab, seseorang yang telah menyempurnakan wudhunya kemudian pergi ke masjid dengan tujuan untuk shalat, tiap ia melangkah satu langkah maka diangkatkan baginya satu derajat dan dihapuskan satu dosanya, sampai ia masuk masjid. Apabila ia berada dalam masjid, ia dianggap mengerjakan shalat selama ia menunggu hingga shalat dilaksanakan. Para malaikat lalu mendo’akan orang yang senantiasa di tempat ia shalat, “Ya Allah, kasihanilah dia, ampunilah dosa-dosanya, terimalah taubatnya.” Hal itu selama ia tidak berbuat kejelekan dan tidak berhadats.” (HR. Bukhari no. 477 dan Muslim no. 649).



Sumber:


No comments:

Post a Comment