Thursday 27 September 2018

Permainan Tradisional




 Teringat masa kecil saya ketika teknologi belum secanggih saat ini, TV masih hitam putih, telepon hanya dimiliki orang kaya saja. Pada pada masa-masa itu banyak sekali permainan tradisional yang biasa dimainkan oleh anak-anak. Petak umpet, congklak, patok lele, lompat tali, dsb. Dengan permainan tersebut anak-anak bisa bersosialisasi, bermain dan tertawa bersama rekan-rekan seusianya.

Ngomong-ngomong masalah permainan tradisional, berikut beberapa permainan tradisional yang pernah popular di masa kecil penulis:


1.       Congklak / Dakon



Congklak atau Dakon adalah permainan sederhana yang mengasah daya nalar anak. Uniknya game ini melatih jiwa dagang anak, dan ketajaman berpikir buat ngambil keuntungan. Pada umumnya papan Dakon terbuat dari kayu atau plastik dan sejenis cangkang kerang yang digunakan sebagai biji Dakon dan jika tidak ada, kadangkala juga digunakan biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.

Permainan Dakon atau dakon ini menggunakan papan permainan yang memiliki 14 lubang dan 2 lubang besar yang berada di ujung kiri dan kanan. Setiap 7 lobang kecil di sisi pemain dan lobang besar di sisi kananya dianggap sebagai milik sang pemain. Permainan ini hanya bisa dimainkan oleh 2 orang.

Cara bermai Dakon awalnya setiap lubang kecil diisi dengan tujuh buah biji. Salah seorang yang memulai (biasanya melakukan suite untuk menentukan siapa yang lebih dulu) dapat memilih lobang yang akan diambil dan meletakkan satu ke tiap-tiap lubang di sebelah kanannya dan seterusnya. Bila biji habis di lubang kecil yang berisi biji lainnya, ia dapat mengambil biji-biji tersebut dan melanjutkan mengisi, bila habis di lubang besar miliknya maka ia mendapatkan kesempatan khusus dengan memilih lobang kecil di sisinya. Bila ternyata habis di lubang kecil di sisinya maka ia berhenti dan mengambil seluruh biji di sisi yang berhadapan. Tetapi bila berhenti di lubang kosong di sisi lawan maka ia berhenti dan tidak mendapatkan apa-apa.

Permainan dianggap selesai apabila salah satu pemain sudah tidak ada biji lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar disisi kanan dan kiri pemain). Pemenang ditentukan dengan yang mendapatkan biji terbanyak.



2.       Patok Lele



Permainan patok lele adalah salah satu permainan yang cukup populer hingga tahun 90-an. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki diwaktu senggang sore hari. Permainan ini membutuhkan konsentrasi dan kekuatan fisik, terutama tangan, memerlukan latihan yang cukup lama agar bisa dikuasai dengan baik.

Cara bermainya adalah dengan menggunakan 2 buah kayu yg satu berukuran panjang dan yang satunya kecil. Tongkat kayu uang panjang di gunakan untuk alat pemukul dan satunya sebagai alat yg untuk di pukul. Untuk memainkanya tanah di lobangi berbentuk silinder kemudian tongkat kecil di taruh di tengah – tengah dan tongkat yang panjang untuk mencungkit kayu tersebut agar terlempar jauh. Ketika di cungkit pihak yang menjaga mencoba untuk menangkap kayu kecil tersebut. Dan apabila yang menjaga tidak berhasil menangkap kayu kecil tersebut, terdapat kesempatan ke dua yaitu melemparkan kayu tersebut dari posisi berhentinya kayu kecil yang terlempar tersebut agar mengenai kayu besar yang di taruh di atas lobang. Jika tidak berhasil mengenai kayu besar, maka si pencukit tersebut mendapatkan point

 

3.       Lompat Tali



Untuk bermain permainan ini dibutuhkan minimal 4 anak. Pertama harus ada dua pemain yang jaga. Dan yang jaga ini yang memegang karet di kedua belah sisi yang saling berhadapan. Pemain yang tidak jaga harus melompati karet tersebut. Biasanya untuk menentukan siapa yang jaga dilakukan hompimpa. Kemudian permainan dimulai dari lompat yang karetnya diletakan setinggi lutut. Pada bagian ini pemain tidak boleh menyentuh karetnya, kalau menyentuh maka dia harus jaga.

Lalu setelah itu karet ditaruh sepinggang, kemudian sedagu, sekuping, sekepala, sejengkal tangan yang ditaruh di atas kepala dan terakhir tangan di angkat ke atas atau biasa disebut merdeka. Khusus untuk yang merdeka dilakukan lompatan sampai tiga kali, karena lompatan harus tinggi. Hal ini juga berlaku untuk diatas kepala dan sejengkal di atas kepala.

Nah kalau pemain mampu melewati semuanya itu maka yang terakhir karet diletakkan sepinggang pemain yang jaga. Kemudian pemain yang melompatinya harus melompati bolak balik karetnya, tampa henti, sampai sepuluh kali. Baru pemain tersebut dinyatakan pemenang dan permainan kembali dari awal lagi.

Permainan ini dapat membuat kita tinggi loh, kalau misalkan sering dilakukan. Kan permainannya mesti melompati karet. Selain itu juga bisa dibuat olahraga juga sih, soalnya mesti melompat terus menerus hingga sampai merdeka.
 

4.       Kelereng



Dulu permainan kelereng / gundu ini sangat popular di kalangan anak-anak. Permainan kelereng ini biasa dimainkan oleh anak lelaki. Permainan kelereng ini biasa dimainkan oleh 2 anak atau lebih. Ada banyak jenis permainan kelereng ini. Salah satunya permainan kelereng segitiga. Cara bermainnya pertama-tama kita buat gambar segitiga di tanah, kemudian setiap pemain meletakkan kelereng di dalam segitiga tersebut. Jumlah kelereng yang diletakkan di segitiga tersebut harus sama untuk masing-masing pemain. Pada masing-masing sudut segitiga diberikan 1 kelereng, sisanya dikumpulkan di tengah segitiga tersebut. Masing-masing pemain memiliki 1 kelereng yang berfungsi sebagai penyerang (gaco). Kelereng penyerang masing-masing pemain dikocok pada jarak tertentu dari segitiga. Kelereng penyerang dengan posisi terjauh dari segitiga mendapatkan giliran pertama dan diikuti posisi terjauh berikutnya hingga terakhir adalah yang berada pada posisi terdekat dari segitiga. Pada awal permainan semua pemain harus membidik kelereng yang ada di dalam segitiga atau yang ada pada masing-masing sudut segitiga, hingga semua pemain melakukan bidikan pertama. Jika pada bidikan pertama semua pemain belum berhasil mengenai kelereng di dalam segitiga hingga keluar segitiga, maka bidikan selanjutnya masih wajib untuk membidik kelereng yang ada di segitiga hingga salah satu pemain berhasil membidik kelereng di dalam segitiga sampai keluar segitiga. Selanjutnya pemain boleh membidik kelereng penyerang masing-masing lawannya. Kelereng penyerang yang terkena bidikan berarti pemain tersebut dinyatakan kalah. Begitupun kelereng penyerang yang berhenti di dalam segitiga juga dinyatakan kalah. Permainan berakhir hingga menyisakan 1 pemenang.

Sebenarnya masih banyak cara permainan kelereng yang biasa dimainkan anak-anak. Cara bermain kelereng di masing-masing daerah juga mungkin ada perbedaan. Yang pasti permainan ini begitu menyenangkan bagi anak-anak.

 

5.       Petak Umpet



Permainan tradisional ini bisa dimainkan banyak anak. Dalam bermain, diperlukan kecekatan adu lari dan taktik pemain untuk bersembunyi, agar tidak dapat diketemukan oleh pemain yang bertugas untuk menemukannya, biasanya disebut sebagai benteng.

Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu tempat yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu, maka mulailah pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang yang bersembunyi.

Bila telah menemukan orang yang bersembunyi, pencari ini harus cepat-cepat berlari ke benteng sambil menyebut nama orang yang ketahuan persembunyiannya. Begitu juga dengan anak yang ketahuan, karena bila berhasil lebih dulu menyentuh benteng, maka pada tahap selanjutnya dia tidak akan jaga. Anak lain yang bersembunyi dapat pula menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap selanjutnya, asalkan tidak ketahuan dengan pencari.

Setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan menutup matanya kembali pada benteng dan anak-anak lain membentuk barisan di belakangnya. Pencari akan menyebut salah satu nomor. Anak yang ada di urutan nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah bila tadi dia tidak berhasil lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan bila anak pada urutan yang disebut ternyata adalah anak yang berhasil mencapai benteng lebih dulu pada saat ketahuan tempat persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah dan permainan dilanjutkan.















6.       Bentengan



"Benteng / Bentengan" adalah permainan berkelompok yang membutuhkan ketangkasan, kecepatan berlari dan strategi yang handal. Permainan ini merupakan salah satu permainan tradisional yang sangat baik digunakan untuk berolahraga. Hal ini disebabkan setiap pemain harus berlari untuk menjaga benteng dan menangkap lawan. Tujuan utama dari permainan benteng ini adalah menyerang dan mengambil alih 'benteng' lawan



Cara bermain Benteng :

Permainan ini dimulai dengan dua kelompok yang masing - masing terdiri dari 4 sampai dengan 8 orang. Selanjutnya masing - masing kelompok memilih tiang atau pilar sebagai 'benteng'. Disekitar benteng tersebut terdapat area aman untuk kelompok yang memiliki tiang atau pilar tersebut. Bila di area aman, mereka tidak perlu takut terkena lawan. Para anggota kelompok akan berusaha menyentuh lawan dan membuatnya 'tertawan'. Pemain harus sering kembali dan menyentuh bentengnya karena 'penawan' dan yang 'tertawan' ditentukan dari waktu terakhir menyentuh 'benteng'. Orang yang paling dekat waktunyamenyentuh benteng berhak menjadi 'penawan'. Mereka bisa mengejar dan menyentuh anggota lawan untuk menjadikan tawanan. Pemenangnya adalah kelompok yang dapat menyentuh tiang atau pilar lawan dan meneriakan kata 'benteng'.




No comments:

Post a Comment